Kebijakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam upaya mewujudkan ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang bermutu
dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dilakukan antara lain dengan:
(i) mengembangkan pendidikan vokasi jangka pendek (D-I dan D-II) yang
berorientasi pada lapangan kerja di daerah maupun dunia usaha dan dunia
industri (DUDI); dan (ii) memperluas akses pendidikan tinggi di daerah dan
meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK). Program tersebut diharapkan dapat
meningkatkan dan mengembangkan potensi daerah.
AK yang diselenggarakan oleh masyarakat yang selanjutnya
disebut Akademi Komunitas Swasta, dan disingkat AK Swasta, dapat didirikan di
kabupaten/kota dengan orientasi pendidikan yang sesuai dan mampu mendorong
pengembangan potensi daerah.
Menurut
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, salah satu bentuk
perguruan tinggi adalah Akademi Komunitas (AK). Melalui pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh AK di daerah, diharapkan kemampuan lulusan SLTA dapat
ditingkatkan agar bisa mandiri, dan mampu meningkatkan human capital secara
nasional. Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh AK juga memungkinkan
lulusannya melanjutkan studi ke strata yang lebih tinggi baik di akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, maupun universitas.
Potensi
sosial ekonomi dan sumber kekayaan alam melimpah dimiliki oleh Indonesia. Namun
belum didayagunakan secara maksimal untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan bangsa. Diantara berbagai kendala yang dihadapi penyebab utamanya
antara lain adalah keterbatasan kualitas sumber daya manusia, serta penguasaan
teknologi yang masih terkendala banyak hal. Dalam kaitan ini peran pendidikan
berorientasi keterampilan atau vokasi menjadi penting dan strategis untuk
mendorong terjadinya optimalisasi pendayagunaan potensi sumber daya yang unik
di setiap daerah. Hal ini perlu di gagas pembentukannya di Kota Batam yang
memiliki potensi yang sangat besar. Untuk itu perlu keseriusan dari Pemerintah
Daerah dan dunia industry untuk duduk bersama agar masyarakat yang ada di kota
Batam bisa bersaing dalam dunia kerja dan mandiri terutama menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015.
Kemampuan
berinovasi dalam menghasilkan berbagai jenis produk maupun jasa merupakan kata
kunci dalam mendorong keberhasilan suatu bangsa. Kemampuan tersebut dapat
dijadikan parameter kemampuan bangsa dalam mengeloladan mengatasi persaingan
era pasar global. Dalam memperkokoh posisi strategis bangsa pada persaingan di
era global tersebut, menjadi keharusan untuk mengoptimalkan secara harmonis semua
sumber kehidupan potensial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan
berbagai komunitas perlu dieksplorasi dan ditingkatkan pendayagunaannya. Secara
geografis Indonesia dengan belasan ribu pulau dan aneka ragam suku bangsa dan
variasi kondisi alamnya, dapat menjadi pemicu terbentuknya berbagai komunitas
pada berbagai jenjang masyarakat dan lingkungan dengan ciri dan karakteristik
uniknya. Terutama di Propinsi Kepulauan Riau khususnya Batam yang berbatasan
langsung dengan Malaysia dan Singapore yang sangat terasa dampaknya terhadap
persaingan global terutama ASEAN.
Peningkatan
fungsi dan peran komunitas dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan warganya
menjadi pilihan utama kebijakan pembangunan di Indonesia. Komunitas dapat
berbasis pekerjaan, profesi, industri, budaya, sosial-keagamaan, organisasi
sosial.
Dokumen penting sebagai acuan pembangunan masa depan
Indonesia telah dibuat dalam bentuk MP3EI didasarkan atas keragaman sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia.
Perkembangan
ekonomi dibuat berdasar konsep koridor ekonomi disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik wilayah, dan pembangunan ekonomi. Pembangunan koridor ekonomi
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan wilayah untuk menciptakan dan
memberdayakan basis ekonomi terpadu, kompetitif dan berkelanjutan. Pembangunan
Koridor Ekonomi (KE) memberikan penekanan baru bagi pembangunan ekonomi wilayah
sebagai berikut:
i) Koridor Ekonomi Indonesia diarahkan pada
pembangunan yang menekankan pada peningkatan produktivitas dan nilai tambah
pengelolaan sumber daya alam melalui perluasan dan penciptaan rantai kegiatan
dari hulu sampai hilir secara berkelanjutan.
ii) Koridor Ekonomi Indonesia diarahkan pada
pembangunan ekonomi yang beragam dan inklusif, dan dihubungkan dengan
wilayah-wilayah lain di luar koridor ekonomi, agar semua wilayah di Indonesia
dapat berkembang sesuai dengan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah.
iii) Koridor Ekonomi Indonesia menekankan pada sinergi
pembangunan sektoral dan wilayah untuk meningkatkan keunggulan komparatif dan
kompetitif secara nasional, regional maupun global.
iv) Koridor Ekonomi Indonesia menekankan pembangunan
konektivitas yang terintegrasi antara sistem transportasi, logistik, serta
komunikasi dan informasi untuk membuka akses daerah.
v) Koridor Ekonomi Indonesia akan didukung dengan
pemberian insentif fiskal dan non-fiskal, kemudahan peraturan, perijinan dan
pelayanan publik dari Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Tema
pembangunan koridor ekonomi dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi untuk
Koridor Ekonomi Sumatera merupakan Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil,
Bumi dan Lumbung Energi Nasional;
Basis
dari konsep MP3EI adalah pada latar keragaman sumber daya alam dengan ciri unik
dan khas dari komunitas di dalamnya yang dijadikan pertimbangan pokok dan
strategis terhadap pentingnya pendidikan vokasi. Komunitas dalam skala makro
diterjemahkan ke dalam kondisi legal atau hierarki pemerintahan dalam format
kabupaten/kota dan swasta. Sehingga pendidikan berbasis komunitas pada tingkatan
kabupaten/kota akan menjadi parameter utama yang perlu dikembangkan. Pada
setiap kabupaten/kota sesuai dengan konsep MP3EI telah dipetakan potensi dan
kebutuhan khususnya dalam mendorong perkembangan wilayahnya masing masing.
Sektor pendidikan tinggi dan lebih khusus adalah pendidikan berbasis
keterampilan menjadi sektor penting sebagai motor penggeraknya. Pendidikan
harus mampu merancang program yang terarah, luwes penyelenggaraannya, mampu
mengakomodasi kebutuhan seluruh jenjang pengetahuan dan keterampilan
masyarakat. Konsep pendidikan tinggi ini harus mampu menampilkan sosok
keterjangkauan, dan menjadi kebanggaan terhadap kompetensi dalam berbagai
jenjang.
Mengacu pada prinsip belajar sepanjang hayat (lifelong
learning), masyarakat berbasis komunitas diharapkan terus meningkatkan
pengetahuan, kompetensi, keahlian, dan keterampilannya dari waktu ke waktu
untuk meningkatkan kualitas kehidupannya agar mencapai kehidupan yang lebih
baik. Sifat yang khusus dan heterogen akan sangat membutuhkan sebuah model
pendidikan tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan beragam komunitas yang dikenal
di beberapa negara dengan sebutan Community College(CC). Model
pendidikan berbasis komunitas di Indonesia ditambahkan dengan penekanan
terhadap potensi wilayah dan kebutuhan khusus dalam bentuk perguruan tinggi
yang disebut Akademi Komunitas (AK).Tingginya angkatan kerja di Batam yang
masih berstatus sebagai tamatan SMA sederajat yang mempunyai posisi hanya
sebagai level menengah ke bawah dan banyaknya Perusahaan Modal Asing serta
potensi yang sangat besar di Kabupaten Kota yang ada di Propinsi Kepri sangat
mendesak untuk membentuk Akademi Komunitas dengan melihat keunggulan daerah
masing-masing.
Ayo Pak Dahrul.. kita ujudkan AK di Batam.
BalasHapus- Setiawan Hadiswoyo -